Sebelum kita memulai melakuan budidaya jambu biji atau menanam jambu biji, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu hal-hal apa saja yang harus diketahui tentang karakter tanaman buah tersebut, hal ini penting dilakukan karena akan berpengaruh terhadap hasil akhir dari proses budidaya tanaman ini.
Pohon jambu biji bisa tumbuh dengan baik di wilayah dengan curah hujan sebagai berikut:
• 12 bulan basah, dan air tanah sedalam 50 cm hingga 10 meter.
• 7-10 bulan basah, dan air tanah sedalam 50 cm hingga 2 meter.
• 5-6 bulan basah, dan air tanah sedalam 50 cm hingga 2 meter.
Kondisi air tanah juga bisa dibentuk dengan proses pengairan yang baik. Posisi air tanah yang cukup dalam karena curah hujan yang kurang, dapat disiasati dengan irigasi dan pengairan yang tertata.
Faktor Geografis
Jambu biji bisa tumbuh di tepi pantai hingga wilayah pegunungan yang tingginya lebih dari 1.000 meter di atas permukaan air laut.
Tanah
Jambu biji bisa tumbuh di tanah yang banyak mengandung pasir, hingga tanah yang berat. Tetapi, jambu biji akan tumbuh dengan subur di tanah yang cerul, banyak mengandung bahan organis, dan dapat menyerap air dengan baik.
Angin
Angin merupakan teman yang baik bagi jambu biji dalam proses persarian dan pembuahan. Pohon jambu biji yang batang dan rantingnya tergolong fiat dan kuat, mampu menahan tiupan angin yang kencang.
MENYIAPKAN BENIH JAMBU
Tanaman jambu biji bisa dikembangbiakkan dengan berbagai cara, bisa melalui biji, okulasi, cangkok, dan tunas akar. Pengembangbiakan dengan biji berisiko tidak sama dengan sifat pohon induknya, sementara pengembangbiakan dengan cangkok, okulasi, dan stek bisa menjamin tumbuhnya pohon yang sama kualitasnya dengan induknya.
Biji
Biji sebaiknya dipilih dari pohon yang paling bagus kualitasnya, baik dari segi produktivitas berbuah maupun mutu buahnya.
Setelah dikeluarkan daru buahnya, biji sebaiknya dibersihkan dan diangin-anginkan. Biji jangan sampai dijemur di terik sinar matahari, dan jangan disimpan lebih dari 24 jam agar daya tumbuhnya tidak menurun.
Biji jambu biji yang telah memenuhi syarat tanam bisa Iangsung ditebarkan di areal tanam atau di tempat persemaian terlebih dahulth,
Agar biji cepat turnbuh perlu disiram tiap pagi dan sore selama satu minggu. Biji mulai tumbuh setelah 20-30 hari. Jika biji yang disemaikan telah mencapai ketinggian 5 cm, maka bisa dilakukan seleksi dan penjarangan benih. Semai yang terbaik¬Iah yang harus dipilih dan dirawat.
Setelah mencapai ketinggian kira-kira 30-40 cm, semai sebaiknya segera dipindahkan ke keranjang. Pemindahan ke keranjang ini sangat dianjurkan untuk menjamin agar hidupnya semai di lapangan tinggi persentasenya. Semai yang dipindahkan ke keranjang sebaiknya pucuknya dipotong dan daunnya dipotong sebagian. Setelah 1-2 bulan di dalam keranjang, semai sudah dapat dipindahkan ke kebun atau areal tanam.
Okulasi
Untuk membuat okulasi diperlukan semai yank sudah berumur 15-18 bulan sebagai pohon pokok Selain itu, jugs diperlukan pohon induk yang unggu dan berkualitas yang telah berumur kira-kira 1 tahur untuk diambil cabangnya. Dari cabang ini nanti jugi akan dimanfaatkan "mata"-nya.
Sepuluh sampai lima belas hari sebelumnya pucuk cabang yang akan diambil matanya dipotoni dan dibuang daunnya. Cabang yang gundul, nant matanya akan membesar dan tampak sehat.
Langkah-Iangkah melakukan okulasi:
• Menyayat kulit dari batang pokok.
• Kulit yang disayat lalu dibuka
• Kulit yang disayat dipotong sebagian.
• Menyayat mata, lalu dilepaskan dari kayunya
• Memasukkan mata di antara kulit dan kayu batang pokok hingga benar-benar pas, kemudian diikat.
Setelah berusia kira-kira dua minggu, okulasi lalu dibuka talinya. Jika matanya tampak hijau segar, berarti proses okulasi berjalan sukses. Sebaliknya, jika matanya tampak cokelat kehitaman dan kering, berarti proses okulasi gagal dan harus diulang lagi.
Cangkok
Jika okulasi hasilnya baru tampak setelah 2 tahun, maka cangkok siap ditanam setelah berusia 6 bulan.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mencangkok:
• Kupas kulitnya selebar dua kali diameter cabang, lalu kerok lendirnya.
• Satu hari kemudian, tutup Iukanya dengan hu¬mus atau tanah basah yang dicampur pupuk kandang.
• Balut keseluruhannya dengan plastik dan ikat erat-erat di atas dan di bawah pembalut.
• Tusuk-tusuklah kantong plastik dengan jarum agar udara dapat keluar-masuk dari dalam cangkokan.
• Setelah tumbuh akarnya dalam jumlah yang cukup banyak, cangkokan lalu dipotong. Pemotongan sebaiknya dilakukan saat cangkokan tidak mengeluarkan pucuk baru.
• Lewtakkan lkranjang cangkokan di tempat yang teduh, dan siram 1 kali sehari.
Setelah 2-3 bulan kemudian, cangkokan siap ditanam.
Tunas Akar
Buka tanah di atas akar yang tumbuhnya mendatar. Pilihlah akar yang kira-kira sebesar kelingking atau lebih sedikit. Bila akar yang dipotong terlalu besar, akan sulit memindahkan tunas akarnya. Musim hujan adalah saat yang tepat untuk membuat tunas akar jambu biji.
Dengan teknik pemotongan akar, maka akan terbentuk tunas akar. Kadang lebih dari satu batang tumbuh di satu tempat. Jika telah mencapai ketinggian kira-kira 30 cm, tunas bersama sebagian akar induknya segera diangkat dan ditaruh di keranjang. Tunas akar sebaiknya diangkat bersama dengan akar serabutnya. Tanpa akar serabut, akar baru sulit terbentuk, dan pemotongan tunas akar akan sia-sia.
Saat yang paling baik untuk menanam jambu biji ialah pada permulaan musim hujan. Buatlah lubang tanam dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm atau maksimal 50 x 50 x 50 cm. Jarak antar tanaman kira-kira 5 x 6 atau 8 x 8 meter. Areal tanam seluas satu hektar bisa ditanami kira-kira 100 pohon.
Lubang tanam sebaiknya diberi campuran pupuk kandang atau pupuk kompos dengan perbandingan: I 2 bagian tanah dan 1 bagian pupuk. Dapat juga ditambahkan pupuk buatan pabrik berupa Urea dan DS sebanyak 10-15 gram.
Bibit jambu biji, baik berasal dari biji, okulasi, cangkok, dan tunas akar, bila dibiarkan tumbuh secara alami, nanti dengan sendirinya akan membentuk cabang-cabang primer. Ujung batang pokoknya akan terus tumbuh ke atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar