budidaya gaharu super

Gaharu merupakan jenis kayu dengan warna kehitaman yang mengandung resin khusus yang diproduksi oleh beberapa jenis pohon bermarga Aquilaria, khususnya A. malaccensis. Resin yang dihasilkan digunakan untuk industri wewangian (setanggi dan parfum) karena aroma harum yang dihasilkannya.

Gaharu di awal peradaban modern (sekitar 2000 tahun lalu) sudah menjadi komoditi utama perdagangan dari Nusantara menuju India, Jazirah Arab, Afrika Timur, dan Persia. Gaharu sebenarnya adalah aromatic resin (substansi aromatik) berbentuk padatan atau gumpalan coklat muda hingga kehitaman yang lokasi terbentuknya ditemukan berada di lapisan dalam jenis kayu tertentu. Kemunculan gaharu sifatnya spesifik, dimana tak semua pohon bisa menghasilkan jenis substansi aromatik seperti ini. 
Untuk memulai budidaya gaharu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

Makalah budidaya tanaman gaharu

Syarat tumbuh
Agar bisa tumbuh dengan baik, gaharu sebaiknya ditanam pada dataran rendah hingga pegunungan yang memiliki ketinggian sekitar 750 meter dpl.

Perbanyakan bibit
Ada beberapa cara perbanyakan bibit dalam budidaya gaharu. Secara umum, terdapat 2 (dua) metode perbanyakan bibit untuk tanaman gaharu, yakni generatif serta vegetatif.
• Metode Generatif
a) Perbanyakan melalui biji 
b) Perbanyakan bibit dengan metode puteran, yakni pembiakan gaharu secara alami dengan cara pemencaran biji.  
• Cara Vegetatif
Metode vegetatif bisa dilakukan melalui okulasi, cangkok, stek pucuk serta cara lainnya. 

Pohon cara menanam

Penanaman benih sebaiknya dilakukan di awal musim penghujan yakni pada pagi hari hingga pukul 11.00, serta bisa dilanjutkan pada pukul 4 sore harinya.

Jarak tanam
Jarak tanam yang ditetapkan adalah 3×3 m atau 1.000 pohon/ha, tetapi bisa juga 2.5×3 m hingga 2.5×5 m. Bila tanaman ditanam di lahan yang telah ditumbuhi jenis tanaman lainnya, maka atur jarak tanaman minimal sejauh 3 m dari letak tanaman tersebut.

Lubang tanam
Ukuran lubang untuk penanaman yakni 40x40x40 cm. Kemudian biarkan lubang yang telah digali tersebut minimal seminggu lamanya, supaya lubang dapat beraerasi. Selanjutnya masukkan campuran pupuk dasar, berupa serbuk dari kayu lapuk serta kompos berbanding 3:1 hingga mencapai ¾ bagian lubang. Setelah beberapa minggu, maka pohon siap ditanam.


Pohon cara budidaya

Pemupukan bisa dilakukan satu kali dalam 3 bulan, tetapi bisa juga per 6 bulan sekali dengan menggunakan kompos hingga dosis 3 kg dengan cara pendangiran yang dilakukan di bawah kanopi. Pengaplikasian pupuk kimia semisal NPK serta majemuk bisa ikut ditambahkan per 3 bulan sekali dengan dosis tidak terlalu tinggi (5 gr/tanaman) sesudah tanaman berusia 1 tahun, selanjutnya dosis bisa ditambah sesuai ukuran batang tanaman. 

Pengendalian hama
Hama yang menyerang tanaman gaharu biasanya berupa kutu berwarna putih yang ditemukan di bawah permukaan daun jika lingkungannya lembab. Langkah pencegahan bisa dilakukan melalui pemangkasan tanaman pelindung supaya cahaya matahari bisa menerobos masuk, selain itu bisa dengan penyemprotan pestisida. Sementara pembersihan gulma bisa dilakukan per 3 bulan sekali. Pemangkasan pohon bisa dilakukan ketika tanaman berumur 3 - 5 tahun, caranya dengan memangkas cabang bawah serta menyisakan 4 - 10 bagian cabang atas. 

Pembentukan Gaharu
Gaharu diproduksi tanaman sebagai bentuk respon masuknya mikroba menuju jaringan yang luka. Terjadinya luka pada jenis tanaman berkayu bisa disebabkan oleh cara alami yakni adanya cabang yang patah maupun kulit yang terkelupas, atau bisa secara sengaja melalui penggergajian dan pengeboran. Mikroba yang masuk menuju jaringan tanaman akan dianggap sebagai suatu benda asing, kemudian sebagai repsonnya sel tanaman menghasilkan senyawa fitoaleksin dengan fungsi untuk pertahanan atas patogen atau penyakit. Senyawa fitoaleksin ini bisa berupa resin coklat yang harum aromanya, dimana ini menumpuk di bagian pembuluh floem dan xilem guna mencegah perluasan luka ke dalam jaringan lainnya. Akan tetapi, jika mikroba yang telah menginfeksi tanaman mampu mengalahkan pertahanan tanaman tersebut, maka gaharu tak akan terbentuk sehingga bagian tanaman tempat terdapatnya luka bisa membusuk. Untuk ciri-ciri tanaman yang sudah menghasilkan gaharu yakni kulit batangnya lunak, sedangkan tajuk tanaman berubah menguning lalu rontok, terjadi pembengkakan, dilanjutkan pelekukan, lalu penebalan di bagian batang serta cabang tanaman. 

Pembentukan Gaharu buatan
Ada teknologi sederhana dalam pembentukan gaharu, beberapa diantaranya dilakukan dengan cara berikut:
- Pembenihan mikroorganisme
- Melukai bagian batang pohon
- Memasukan serpihak / potongan gaharu
- Pemberian gula merah dan oli 
- Melalui metode bor spiral di bagian batang gaharu yang minimal berumur 5 tahun

Spesifikasi dan cara pemungutan
Gaharu dikelompokkan ke dalam 3 sortimen, yakni gubal gaharu, lalu kemedangan, serta abu gaharu. Sortimen kemedangan dan gubal gaharu didapatkan melalui penebangan pohon pemroduksi gaharu yang sudah mati, sebagai respon atas terakumulasinya damar wangi akibat infeksi di bagian pohon tersebut. Setelah ditebang, pohon gaharu dibersihkan kemudian dibelah-belah atau dipotong-potong, selanjutnya pilih bagian-bagian dari kayunya yang sudah menunjukkan kumpulan damar wangi, ini selanjutnya disebut dengan kayu gaharu.

Langkah berikutnya adalah memilah potongan-potongan kayu tersebut sesuai kandungan damarnya, bentuk dan warnanya. Supaya warna potongan-potongan kayu lebih tampak, bersihkan terlebih dahulu potongan-potongan kayu tersebut dengan dikerok. Lalu kumpulkan kembali serpihan-serpihan sisa pengerokan tersebut, guna dijadikan bahan untuk membuat abu gaharu.

Pengolahan minyak 
Sebelum dijadikan sebagai bahan baku pembuat parfum, gaharu perlu melewati pengolahan terlebih dahulu. Guna memperoleh minyak gaharu dari distilasi air, kayu direndam di dalam air lalu dipindahkan ke suatu wadah untuk mengangin-anginkan / menguapkan airnya sampai minyak yang terdapat didalamnya keluar hingga ke wadah sementara penguapan senyawa aromatik bisa dikumpulkan terpisah. Untuk mendapatkan minyak dari teknik distilasi air, masukkan potongan kayu gaharu ke dalam perangkat distilasi uap. Daya dari uap menyebabkan bagian sel tanaman membuka sehingga senyawa aromatik dan minyak gaharu untuk bahan parfum bisa keluar. 

Uap air tersebut selanjutnya akan mengikat senyawa aromatik melalui wadah pendinginan hingga kemudian terkondensasi kembali dan menjadi cairan. Senyawa aromatik dalam cairan tersebut berisi campuran minyak dan air yang kemudian harus dipisahkan sehingga terbentuk suatu lapisan minyak pada bagian atas cairan dan air pada bagian bawahnya. Salah satu cara yang dipakai saat ini berupa ekstraksi menggunakan superkritikal CO2, yakni CO2 cair dari tekanan tinggi yang fungsinya disini sebagai bahan pelarut aromatik pada pengekstraksian minyak gaharu. Cara ini cukup menguntungkan sebab tidak ada residu yang disisakan, CO2 bisa diuapkan dengan mudah ketika bentuknya masih berupa gas pada tekanan dan suhu normal.

Berkebun kayu gaharu

Gaharu banyak diperjualbelikan dengan nilai ekonomis cukup tinggi utamanya untuk gaharu yang berasal dari famili Themeleaceae jenis Aquilaria spp. Di dunia perdangangan jenis ini disebut dengan gaharu beringin. Sedangkan jenis gaharu yang nilai jualnya relatif rendah, umumnya disebut dengan gaharu buaya. Kualitas gaharu selain ditentukan oleh jenis tanaman pemroduksinya, juga ditentukan banyak tidaknya kandungan resin di dalam kayunya. Bila kandungan resin semakin banyak, maka semakin tinggi harga gaharu dan begitu sebaliknya. 

Tidak ada komentar: